Tuesday, April 3, 2007

The Luck Factor: Bersyukur, Berbagi dan Meningkatkan Diri



Selalu baru, menarik, inovatif, dan bergizi tinggi. Demikian komentar saya terhadap kegiatan-kegiatan TDA belakangan ini. Two thumbs up untuk tim TDA EO yang selalu kreatif, solid dan kompak.


Tadi malam adalah salah satunya. Seminar "inspirasional" yang digagas oleh Pak Hasan dan kawan-kawan ini begitu menarik. Saya pribadi merasa "hanyut" dengan penuturan dari Pak Ahmad Faiz Zainuddin dari LoGOS Institute ini.

Seminar The Luck Factor. Judulnya aja sudah memancing rasa ingin tahu.

Ada orang yang selalu diberi keberuntungan. Jalan hidup anda selalu "diterangi" dan "diberkati". Apa yang anda kerjakan selalu lancar dan sukses. Orang ini hidup dengan keluarga yang harmonis, teman-teman dan lingkungan yang mendukung.

Di sisi lain, tentu juga ada kebalikannya. Ada orang yang selalu sial hidupnya. Apa yang dikerjakannya selalu salah. Orang-orang di sekitarnya selalu menjadi bagian dari masalahnya. Jalan hidupnya diliputi kegelapan dan sering tersesat. Hidupnya hampa dan gelap.

Ternyata, "luck" atau keberuntungan itu bisa kita "create" dengan sengaja secara sistimatis dan saintifik. Ada kualitas-kualias pribadi tertentu yang selalu "menarik" keberuntungan ke dalam kehidupannya. Inilah yang disampaikan oleh Pak Faiz tadi malam di RM. Wong Solo Rawamangun yang diikuti oleh lebih dari 50 Action Member TDA.

Sayang, catatannya ketinggalan di rumah dan saya menulis blog ini di kantor. Insya Allah di lain posting akan saya tambahkan.

Jadilah orang yang open minded, santai, rileks, tidak ngoyo, antusias, suka memberi, terbuka, adalah beberapa yang teringat di benak saya. Selalu berkreasi, membuat inovasi, suka berpetualang dan mencari hal-hal baru. Dalam perjalannya, orang-orang seperti akan selalu mendapat keberuntungan.

Masuk akal. Secara logika, orang yang open minded dan terbuka akan selalu mendapat peluang. Orang yang pikirannya tertutup, picik dan negatif pasti akan dijauhi oleh orang lain yang juga otomatis peluang akan jauh darinya.

Saya ada teman seperti itu. Setiap ada ide atau peluang selalu dilihatnya dari sisi negatif. Kita selalu berdebat untuk meyakinkannya. Capek deh! Akhirnya orang ini tidak dapat apa-apa, kecuali kepuasan intelektual saja. Peluang, jelas tidak mendekat kepadanya. Pastilah, saya akan selalu menawarkan kepada orang-orang yang open minded dan antusias dengan ide-ide baru. Sikap dan cara berpikirnya itu telah menolak dan menjauhkan dirinya dari keberuntungan.

Seminar semalam sangat kental nuansa spiritual. Bagaimana keberuntungan itu diperoleh dari kedekatan hubungan kita dengan Allah. Inilah yang jadi penekanan Pak Faiz.

Sebagai penutup, Pak Faiz memberikan "50 Day Challenge" untuk dipraktekkan, yaitu:

1. Bersyukurlah, selalu bersyukur. Dengan bersyukur, nikmatmu akan ditambah. Jangan mengeluhkan apa yang tidak kita miliki. Syukurilah apa yang kita miliki. Syukurilah kita masih diberi nafas, mata yang bisa melihat, telinga yang tetap bisa mendengar. Syukurilah semua yang kita miliki: keluarga, anak, teman-teman, handai taulan.

2. Selanjutnya adalah the miracle power of giving. Keajaiban memberi. Sedekah, jangan diragukan lagi adalah pembuka pintu rezeki, penyelamat kita dari bala bencana. Kita menerima saat memberi. Yakinlah. Allah telah menjanjikannya.

Dalam kesempatan ini Pak Faiz juga mengajak peserta dari Komunitas TDA ini untuk turut mendukung gerakan yang dinamainya "Gerakan Penuntasan Kemiskinan Indonesia 2020" Caranya? Berikan sedekah 20% dari pendapatan anda. Insya Allah, dengan gerakan ini Indonesia akan terbebas dari kemiskinan, tidak perlu utang sana sini lagi.

Gerakan ini juga akan dicanangkan secara nasional bersama Daarut Tauhiid bulan Mei nanti.

3. Terakhir, kita diminta untuk selalu meningkatkan diri dalam hal apa pun dan melakukan yang terbaik untuk diri kita dan masyarakat setiap hari.

Demikian sharing dari saya yang jauh dari lengkap. Mungkin Action Members lain bisa menambahkan di blognya masing-masing dan melalui milis.

Karena seminar semalam juga adalah seminar "action", jadi banyak PR yang harus kita lakukan. Insya Allah 50 hari lagi akan kita evaluasi sejauh mana pencapaian kita masing-masing dalam mewujudkan keberuntungan di dalam kehidupan kita.

Salam FUUUNtastic!

Wassalam,
Roni

Pengantar Seminar The Luck Factor

Rekan2,

Setelah masa pendaftaran selesai dilakukan dan jauh melebihi target awal
yang direncanakan sebanyak 50 orang saja, berikut saya sampaikan pengantar
"Action" Seminar The Luck Factor.

Setelah lama melakukan pencarian (memulung, kata Pak Glen), sampailah pada
babak baru yang merubah mind set saya secara mendasar..

Selama ini, hal-hal yang berbau spiritualitas kurang "bunyi" terhadap saya.
Meskipun dari kecil hidup di lingkungan yang cukup agamis, namun karena satu
dan lain hal , sejak SD saya sudah mencari jalan sendiri,dan kebetulan dari
buku2 yang saya baca cenderung mengarah kepada kapitalisme, hukum
untung-rugi. Saya ingat buku pertama saya dalah "Berpikir dan Berjiwa Besar"
karangan David S. Saya akan dapat apa kalau saya akan beri apa...

Makanya kenapa seperti Pak Hadi, Pak Eko yang selalu mudah untuk mendapatkan
sesuatu, minimal dimudahkan jalan-nya dalam menggapai sesuatu. Hal seperti
ini tidak masuk dalam kalkulasi otak saya...
Kenapa banyak orang mudah memperoleh keberuntungan mereka, sementara saya
harus berusaha keras dulu sehingga menjadi tegang dan tidak FUN lagi...

Dalam hubungan dengan keluarga dan orang terdekat, karena masih berparadigma
kapaitalis tadi, saya masih menganggap mereka adalah obyek, biarlah saya
yang berusaha/bekerja, mereka terima jadi saja. Dan umumnya karena perbedaan
sudut pandang ini, sering hubungan jadi tegang. Masing2 merasa benar
sendiri...nah lo...

Hal ini tidak terlepas dari pengaruh seminar2 atau buku motivasi yang saya
ikuti yang menggunakan pendekatan Obat untuk menyembuhkan. Dari luar ke
dalam. Pendekatannya biasanya dengan melakukan afirmasi, dengan bersuara
atau bahkan teriak2..Tidak jarang pada saat menghadiri seminar begitu
termotivasinya namun setelahnya ibarat balon yang kempes. Harus datang ke
seminar lagi untuk memompanya.

Titik balik terjadi setelah Pak Roni memposting-kan film The Secret.
Awal-nya biasa2 saja. Namun kemudian menjadi pencarian intensif dengan
mengunjungi blog-nya Joe Vitale, menonton film The Secret, membaca bukunya
Adi Gunawan dan akhirnya secara tidak sengaja mendengarkan talkshow
dilanjutkan seminar oleh penemu Metoda SEFT, Pak Ahmad Faiz Zainuddin.
Tidak biasanya saya mau ikut seminar dengan biaya mahal, apalagi
pembicaranya juga baru dengar. Namun teringat kata2 Joe Vitale dalam film
The Secret : biarlah Alam semesta menunjukkan jalannya...dan jika ada tanda2
sekecil apapun, TAKE ACTION, jangan tunda2 lagi. Kebetulan perasaan saya
juga sedang enak juga, jadi saya teruskan dan ikuti,...semuanya terbayar
sudah...

Saya menjadi sedikit mengerti:

Dalam hal keberkahan: daripada berorentasi kepada self-oriented, cobalah
berbagi/bersodaqoh. Hal ini akan memunculkan perasaan berkelimpahan. Ada
kelegaan yang justru menjadi magnet hal2 lain dan menjadikan kita lebih
merasakan keberkahan itu dari sebelumnya.

Dalam hubungan pribadi: daripada memaksakan kehendak agar keluarga/orang
lain menuruti kehendak kita. Memohon maaf karena menjadikan mereka sebagai
obyek dan memulai segala sesuatu dengan pendekatan hati, bukan pikiran.

Dalam aktifitas bisnis/usaha: daripada selalu ragu2 apakah sesuatu ini akan
berhasil atau tidak dengan pendekatan SWOT. Just do it! apalagi jika itu
halal dan bermafaat bagi orang lain. Fokuskan pada proses. Hari ini lebih
baik dari hari kemaren. Tidak perlu setiap saat melihat skore pertandingan.
dan sisanya...LET IT GO...LET IT GOD....

Alhamdulillah saya mendapatkan "Luck" saya....itulah The Luck Factor

Salam,

Hasan

Re: The Luck Factor Works = Keikhlasan

Bu Nina,

Saya bukan yang Ahli untuk menjawab hal ini.
Namun saya dapat jawaban yang cukup mengena dari Pak Faiz untuk ini..
saya coba reply dalam bahasa saya..

Biar saja Bu Nina...
Justru harus dibudayakan orang untuk berderma
Efek dari akumulasi orang-orang yang melakukannya akan sangat luar biasa..
Dampak sosialnya apalagi..cukup 10% dari orang indonesia menyisihkan
20% penghasilannya(bukan omsetnya) akan mengentaskan kemiskinan tanpa
bantuan bank dunia dsb..

Untuk masalah niat itu biarlah bertahap
Untuk tingkat dasar memang perlu ada stimulus
Tidak mudah menggerakkan orang untuk memulai bersedekah apalagi di
"depan"
Seminar The Luck Factor kemaren hanyalah stimulus agar orang yakin
dengan berderma akan mendapat balasan yang setimpal..
Pada level yang lebih tinggi seharusnya di-IKHLAS-kan saja...
Memberi tanpa mengharapkan imbalan...
Seperti levelnya Pak Haji Ali, tentu sudah demikian..
Namun justru malah rejeki yang diterima menjadi tidak putus-putusnya....

Salam,

Hasan
0811-826362 | www.grosirtanahabang.com | YM! jakeu2002
Loving GOD, Blessing Others, Self Improvement






--- In tangandiatas@yahoogroups.com, "Nina Nuraenijanah"
wrote:

Sebelumnya saya mohon maaf, sekedar masukan saja...:-)

Saya pernah tanya sama ustadz mengenai keutamaan sedekah, benarkah
sedekah dapat mengundang rezeki ?...Ustadz tersebut (Ustadz Muhsinin Lc
MA), mengatakan, jangan mengkait-kaitkan ibadah kita dengan hal2
duniawi, kecuali ada hadist yang mengkaitkannya...Cuma ada 2 hadist yang
mengkaitkan ibadah kita dengan hal-hal duniawi yaitu : kalau kita
silaturahmi, maka dipanjangkan umur...dan kalau kita bersedekah maka
akan terhindar dari bencana (tolak bala)....selain 2 hal itu maka kita
tidak boleh mengkaitkan ibadah kita dengan kemudahan duniawi...

Yang ditakutkan adalah berkurangnya nilai ikhlas kita..padahal yang
namanya sedekah hanya minta balasan dari Allah...sayang lo kalau 20
persen itu kita niatkan (ada terbetik niat sedikit saja) sebagai
pengundang harta2 baru (saja)...

Alangkah lebih baik bila kita sedekah sebanyak2 nya..minimal 2,5 persen
(zakat), atau 20 persen, bahkan 50 persen..dengan ikhlas..... :-)
Masalah bisnis mah...mohon aja keridhoan Allah...pasti diberikan yang
terbaik...

Sekali lagi mohon maaaaaaaaaaaaaf...dan mohooon koreksinya kalau saya
salah..

Wassalam,
Nina..

Ini Semua adalah Antara Engkau dan Tuhan*

Orang-orang sering kali tak bernalar, tak logis dan egois

Meski demikian, maafkanlah mereka

Bila engkau baik, orang mungkin akan menuduhmu menyembunyikan motif egois
Meski demikian, tetaplah bersikap baik

Bila engkau jujur dan berterus terang, orang mungkin akan menipumu
Meski demikian, tetaplah jujur dan berterus terang

Bila engkau sukses, mungkin engkau akan mendapat teman-teman palsu dan musuh-musuh sejati
Meski demikian, tetaplah meraih sukses

Apa yang engkau bangun selama bertahun-tahun, mungkin akan dihancurkan seseorang dalam semalam
Meski demikian, tetaplah membangun

Bila engkau menemukan ketenangan dan kebahagiaan, orang mungkin akan iri hati dan dengki
Meski demikian, tetaplah berbahagia dan temukan kedamaian hati

Kebaikan yang engkau lakukan hari ini, mungkin akan dilupakan orang keesokan harinya
Meski demikian, tetaplah lakukan kebaikan

Berikan pada dunia milikmu yang terbaik dan mungkin itu tak akan pernah cukup
Meski demikian, tetaplah berikan pada dunia milikmu yang terbaik

Ketahuilah, pada akhirnya....
Sesungguhnya ini semua adalah masalah antara engkau dengan Tuhan
Tidak akan pernah menjadi masalah antara engkau dengan mereka

(Bunda Theresa)

Hasan Basri | email:habe.inc@gmail.com | 0811-826362

Ini Semua adalah Antara Engkau dan Tuhan*

Orang-orang sering kali tak bernalar, tak logis dan egois Meski demikian, maafkanlah mereka Bila engkau baik, orang mungkin akan menuduhmu menyembunyikan motif egois Meski demikian, tetaplah bersikap baik Bila engkau jujur dan berterus terang, orang mungkin akan menipumu Meski demikian, tetaplah jujur dan berterus terang Bila engkau sukses, mungkin engkau akan mendapat teman-teman palsu dan musuh-musuh sejati Meski demikian, tetaplah meraih sukses Apa yang engkau bangun selama bertahun-tahun, mungkin akan dihancurkan seseorang dalam semalam Meski demikian, tetaplah membangun Bila engkau menemukan ketenangan dan kebahagiaan, orang mungkin akan iri hati dan dengki Meski demikian, tetaplah berbahagia dan temukan kedamaian hati Kebaikan yang engkau lakukan hari ini, mungkin akan dilupakan orang keesokan harinya Meski demikian, tetaplah lakukan kebaikan Berikan pada dunia milikmu yang terbaik dan mungkin itu tak akan pernah cukup Meski demikian, tetaplah berikan pada dunia milikmu yang terbaik Ketahuilah, pada akhirnya.... Sesungguhnya ini semua adalah masalah antara engkau dengan Tuhan Tidak akan pernah menjadi masalah antara engkau dengan mereka